Selasa, 18 Agustus 2009

Sepenggal Kisah di Sisi Rimba

Malang nian nasib ibu muda ini.

Mungkin hanya kalimat pernyataan itu yang bisa mewakili sisi kemanusiaanku.

Dalam kehamilannya yang pertama ini, ia mencoba bertahan tanpa didampingi sang suami tercinta.

Adalah ny. Ningsih (18 thn), wanita muda asli Tasikmalaya Jawa Barat itu harus menjaga si jabang bayinya yang telah menginjak usia 8 bulan dalam kandungan sendirian, tanpa sanak saudara di sisi yang selalu siap menjaganya, di tengah dusun kecil yang sangat terpencil, di dalam wilayah kawasan hutan Register 45. Dusun Talang Gunung, Desa Tebing Tinggi namanya.

Suami perempuan ini tengah merantau ke Kalimantan, guna mencari bekal untuk menyambut kelahiran anakn ya kelak.

Namun malang tak dapat ditolak, takdir tak dapat dielak. Pagi itu saat ia hendak mengambil air di sungai, ia jatuh terpleset hingga mengalami pendarahan hebat.

Tiga jam perjalanan menuju ke rumahnya melalui sungai terasa sangat lama sekali.

Tiba dihadapannya, tampak ia telah tergolek lemah. Air mukanya pias pucat bak kapas. Nadinya teraba cepat namun hampir tak terasa. Nafasnya mulai sesak. Tekanan darahnya 60/... mmHg. Perdarahan hebat telah menyebabkan ia mengalami syok hypovolemik.

Segera kupasang infus RL untuk memperbaiki keadaanya.

Namun garis ketetapan Alloh telah dibukukan. Guyuran cairan infus tak mampu menyelamatkan nyawanya. Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun. Ningsih telah berpulang ke pangkuanNya, bersama jabang bayi yang diperjuangkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar